Tanjabbar, pesisirjambi.id – Sejumlah Guru Honorer atau Tidak Tetap (GTT) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tanjung Jabung Barat resah. Sebab, gaji sejumlah guru tidak tetap dipotong dengan nominal yang bervariatif, antara Rp. 100 ribu hingga Rp. 150 ribu per orangngya.
Hal ini menjadi sorotan Wakil Ketua KNPI Tanjab Barat Bidang Hukum, Ferdiono. Menurut Ferdiono dirinya mendapatkan laporan dari beberapa guru terkait pemotongan gaji guru tidak tetap di triwulan keempat.
“Iya ada yang melapor ke kita juga kemaren terkait pemotongan gaji di triwulan keempat,” ujarnya, Selasa (18/1/2022).
Ferdiono berharap pemotongan gaji guru di triwulan keempat tersebut harus disikapi segera, karena ini merupakan hak guru yang wajib dipenuhi oleh pemerintah. Pemerintah tidak boleh bermain-main dengan hal ini, karena kesejahteraan para guru honorer merupakan Fokus dari pemerintah untuk memajukan Dunia Pendidikan khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
“Hari ini kita turun ke dinas pendidikan ingin klarifikasi terkait adanya info pemotongan gaji guru tidak tetap di tanjung Jabung barat,” tandasnya.
Sementara, Kabid TGT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar, Sarjono membantah jika pihaknya melakukan pemotongan terhadap gaji GTT ini.
“Kita bukan melakukan pemotongan, namun tidak terbayarkan dikarenakan uang nya tidak cukup,” sebutnya.
Ia mengatakan, gaji-gaji GTT ini dibayar Rp. 8.000 perjam. Namun dikarenakan uang nya tidak mencukupi maka Guru yang bersangkutan dibayar perjamnya menjadi Rp. 7.500 perjam.
“Karena anggaran yang kita usulkan ternyata tidak cukup, maka dari itu budget perjamnya kita kurangi,” ujarnya.
Ia pun mengakui, jika pengurangan gaji GTT ini tanpa ada kordinasi lebih awal dengan guru yang bersangkutan. “Yang tidak dibayar ini cuma triwulan 4, GTT tingkat SD,” ungkapnya.